Sejarah Perkembangan Humas Di Dunia dan Indonesia
Nama: Azri Yeni
Nim: 1930103013
Jurusan/kelas: Manajemen Pendidikan Islam/3A
Mata Kuliah: Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Dosen: Dr. Asmendri, S.Ag, M.Pd
A. Sejarah Perkembangan Humas di Dunia
Dalam sejarahnya istilah public relation merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee (1906), yang berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika dan karena itu juga kemudian beliau di juluki “The Father Of Public Relations”. Disamping Ivy L.Lee ternyata masih ada beberapa tokoh Humas lainnya seperti:
1. Erik Johnson Byois
2. Verne Bernett
3. Arthur W Page.
4. paul Garre.
5. T.J Ross.
Public Relation, atau hubungan masyarakat adalah usaha yang di rencanakan dengan terus menerus dan dengan sengaja untuk membangun dan mempertahankan hubungan timbal balik antar organisasi dan masyarakat dengan kata lain Public Relations atau Hubungan Masyarakat digunakan untuk menjalin komunikasi. Proses Public Relations juga dapat di diskripsikan sebagai: Penelitisn (Research), Perencanaan (Plannig), Tindakan (Action), Evaluasi (Evaluation). Sebenarnya konsep hubungan masyarakat di Amerika sudah ada sejak tahun 1850. Hubungan masyarakat sebenarnya adalah landasan bagi masyarakat untuk saling memberi informasi, membujuk, serta mengintegrasikannya. Sejarah Hubungan di Dunia terbagi dalam beberapa periode, yaitu:
1. Hubungan Masyarakat periode kegiatan yang tidak terorganisir ( 1700 – 1800 )
Periode dimana hubungan masyarakat muncul dalam bentuk kegiatan yang tidak terorganisasi dengan baik, dimana pada saat itu banyak diwarnai dengan kegiatan penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan atau kebebasan dari perbudakan dan sistem kolonialisme yang melanda dunia. Peiode ini disebut juga dengan periode “Public of Independence”
2. Hubungan Masyarakat periode kegiatan yang terorganisir (1801 – 1865)
Kegiatan hubungan masyarakat mulai terorganisasi dengan baik, hal ini terlihat dari Pesatnya perkembangan hubungan perdagangan lokal, nasional maupun internasional. Periode ini disebut masa “Public Relation of expansion”
3. Hubungan Masyarakat Sebagai Profesional ( Periode tahun 1866 – 1900 )
Pada masa ini, kegiatan hubungan masyarakat berubah bentuk menjadi suatu kegiatan profesional. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi industri berupa meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran. Hubungan Masyarakat pada masa ini disebut masa “the public to be damned” .
4. Publik diberi Informasi/ diberitahukan ( Periode tahun 1901 – 1919 )
Kegiatan hubungan masyarakat pada masa ini yaitu melakukan investigative reporting untuk melawan para petani, populis, kristiani, sosialis dan serikat buruh yang memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor. Mereka mengupah para wartawan untuk membalas perlawanan tersebut dengan mempengaruhi atau mengotak-ngatik berita yang dimuat di media massa. Tercatat dalam sejarah Hubungan Masyarakat. Pada tahun 1906 seorang paktisi dan sekaligus tokoh Hubungan masyarakat Amerika Serikat Ivy Ledbetter Lee, berhasil
5. Hubungan Masyarakat dan Periode Saling Pengertian ( 1920 – sekarang )
Pada tahun 1923 Hubungan masyarakat dijadikan sebagai bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tinggi sebagai sebuah profesi yang baru. Perkembangan sekarang ini menunjukan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling mengerti, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik.
Disamping ini semua sejarah perkembangan Hubungan Masyarakat dapat kita lihat dari beberapa gambaran kronologi seperti berikut ini;
1. Abad ke-19 : Hubungan masyarakat di Amerika dan Eropa menjadi program studi yang mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. 1865-1900 : Pada saat itu publik masih dianggap bodoh
3. 1900-1918 : Kemudian publik diberi informasi dan dilayani
4. 1918-1945 : Dan juuga publik diberi pendidikan dan dihargai
5. 1925 : Di New York, Hubungan Masyarakat sebagai pendidikan tinggi resmi
6. 1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu.
7. 1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak yang mengetahui
8. 1968 : Di Belanda mengalami perkembangan yang pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan dilakuakan secara kontinyu.
Jika di Negara Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis, berikut penjelasannya :
1. 1968-1979 : Publik dikembangkan di beberapa bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja.
2. 1979-1990 : Internasional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas
3. 1990 : Perubahan mental, cara pandang, sikap kualitas, pola pikir,dan pola perilaku secara nasioal/internasional.
4. membangun kerjasama secara lokal, nasional, maupun secara internasional.
B. Perkembangan Humas di Indonesia
Sejarah perkembangan Humas di Indonesia secara konsepsional terjadi pada tahun 1950-an. Saat itu berdiri organisasi Humas pertama kali di perusahaan perminyakan negara (Pertamina).
Terdapat 4 periode sebagai berikut :
1. Periode 1 (1962)
Secara resmi pembentukan Humas di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet Perdana Menteri Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/divisi Humas. .
2. Periode 2 ( 1967-1971)
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.
Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen. Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dll
3. Periode 3 (1972-1993)
Periode ini ditandai dengan munculnya Humas kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:
a. Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi HUMAS oleh kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro ( mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dll. Pada konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).
b. Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations ( APPRI ). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan – perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan ).
4. Periode 4 (1995-sekarang)
Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai beberikut:
a. Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang ( H-3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS
b. Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan ( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi bagi para pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah ( HIMBARA), swasta ( PERBANAS)
c. Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten (perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary
d. Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11 november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh.
PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August Parengkuan, seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua Perhumas-Indonesia.Sedangkan wakil ketua Halim Mahfudz,
Referensi
Ardianto, Elvinaro. 2011. Hand Book of Public Relations Pengantar Kompeherensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Jefkins, Frank; Daniel Yadin. 2004. Public Relations. Jakarta: Erlangga.
Morissan, M.A. Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Prenada Media Group.